Dalam perekonomian, terdapat dua jenis rumah tangga utama yang saling berinteraksi, yaitu rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumsi. Rumah tangga produksi adalah rumah tangga yang berperan dalam memproduksi barang dan jasa untuk dijual ke pasar. Sedangkan rumah tangga konsumsi adalah rumah tangga yang berperan sebagai konsumen yang membeli barang dan jasa dari pasar.

Dalam hubungan antara rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumsi, terjadi pertukaran faktor produksi. Rumah tangga produksi membeli faktor produksi seperti tenaga kerja, tanah, sumber daya alam, dan modal dari rumah tangga konsumsi. Sebagai imbalan atas faktor produksi yang diserahkan, rumah tangga produksi memberikan balas jasa kepada pemilik faktor produksi.

Pemilik tenaga kerja, baik sebagai karyawan maupun buruh, menerima balas jasa berupa upah atau gaji dari rumah tangga produksi. Pemilik tanah, sumber daya alam, bangunan, atau harta tetap lainnya yang disewakan akan mendapatkan imbalan berupa sewa dari rumah tangga produksi. Sedangkan pemilik modal seperti tabungan dan saham yang diserahkan selama proses produksi serta pemilik keahlian sebagai pengusaha yang berkontribusi dalam proses produksi akan memperoleh penghasilan berupa laba usaha.

Di sisi lain, rumah tangga konsumsi yang menyerahkan faktor produksi berupa kompetensi kewirausahaan kepada pihak produsen akan memperoleh imbalan berupa laba usaha. Dengan demikian, pertukaran faktor produksi antara rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumsi merupakan bagian integral dalam mekanisme perekonomian, di mana masing-masing pihak memperoleh imbalan yang sesuai dengan kontribusi faktor produksi yang mereka serahkan.